
Ciri-Ciri Kucing Birahi: Panduan untuk Pemilik Anabul September 4, 2025 drh. Dhia Nadhifa Masa birahi pada kucing, atau estrus, adalah...
Rabies adalah penyakit virus mematikan yang menyerang sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk anjing dan manusia.Penyakit ini dapat menular melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Di Indonesia, rabies masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah dengan populasi anjing liar yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi pemilik hewan peliharaan untuk mengenali ciri-ciri anjing rabies agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Gejala awal biasanya muncul dalam waktu 3 hingga 8 minggu setelah terpapar virus, namun bisa juga lebih cepat atau lambat tergantung lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk ke tubuh.
Anjing yang terinfeksi rabies sering menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan. Mereka bisa menjadi lebih gelisah, takut, atau bahkan agresif tanpa sebab yang jelas. Sebaliknya, beberapa anjing bisa tampak lebih pendiam dan lesu.
Salah satu tanda khas rabies adalah produksi air liur yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan otot-otot mulut dan tenggorokan, sehingga anjing kesulitan menelan air liur mereka. Akibatnya, air liur menumpuk dan bisa keluar dari mulut, kadang-kadang disertai busa.
Kelumpuhan pada otot tenggorokan membuat anjing kesulitan menelan makanan dan minuman. Mereka mungkin menolak makan atau minum, bahkan menunjukkan tanda-tanda dehidrasi .
Demam adalah respons tubuh terhadap infeksi. Pada anjing yang terinfeksi rabies, demam bisa disertai dengan kelesuan, kehilangan nafsu makan, dan penurunan aktivitas secara umum.
Seiring berkembangnya infeksi, anjing bisa mengalami kejang-kejang dan kelumpuhan pada berbagai bagian tubuh.Kelumpuhan biasanya dimulai dari kaki belakang dan menyebar ke seluruh tubuh.
Anjing yang terinfeksi rabies sering menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap cahaya terang dan suara keras.Mereka bisa menjadi gelisah atau bahkan menyerang jika terpapar rangsangan tersebut.
Pada tahap lanjut, anjing bisa mengalami perubahan suara menjadi parau atau bahkan tidak bisa mengeluarkan suara sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan otot-otot yang mengontrol pita suara.
Anjing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti bersembunyi di tempat gelap, tidak mau berinteraksi, atau bahkan menyerang tanpa provokasi.
Jika anjing menunjukkan gejala-gejala di atas, segera bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter hewan akan melakukan evaluasi dan menentukan langkah penanganan yang tepat.
Jangan mencoba mendekati atau menyentuh anjing yang diduga terinfeksi rabies tanpa perlindungan. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker jika perlu.
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah rabies pada anjing. Pastikan anjing Anda mendapatkan vaksin rabies sesuai jadwal yang dianjurkan oleh dokter hewan.
Jika anjing Anda digigit atau tercakar oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, segera laporkan kejadian tersebut ke dinas peternakan atau puskesmas setempat untuk penanganan lebih lanjut.
Vaksinasi Rutin: Lakukan vaksinasi rabies pada anjing peliharaan Anda sesuai jadwal yang dianjurkan.
Hindari Kontak dengan Hewan Liar: Jauhkan anjing Anda dari hewan liar yang berisiko membawa virus rabies.
Perlindungan Diri: Jika Anda digigit atau tercakar oleh hewan, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir, lalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi rabies.
Edukasi Masyarakat: Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi rabies dan penanganan hewan terlantar.
Rabies adalah penyakit berbahaya yang dapat menyerang anjing dan menular ke manusia. Mengenali ciri-ciri anjing rabies sejak dini sangat penting untuk mencegah penularan dan memastikan keselamatan hewan peliharaan serta keluarga Anda. Dengan melakukan vaksinasi rutin, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari kontak dengan hewan liar, kita dapat bersama-sama menanggulangi penyebaran penyakit ini.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan terpercaya di klinik terdekat. Kesehatan anjing Anda adalah prioritas utama.
Ciri-Ciri Kucing Birahi: Panduan untuk Pemilik Anabul September 4, 2025 drh. Dhia Nadhifa Masa birahi pada kucing, atau estrus, adalah...
Cara Mencegah Cacingan pada Kucing: Panduan untuk Pemilik Anabul September 4, 2025 drh. Dhia Nadhifa Cacingan pada kucing adalah masalah...
Penyebab Kucing Mencret: Kenali Faktor & Cara Mengatasinya September 4, 2025 drh. Dhia Nadhifa Kucing mencret atau diare adalah kondisi...
Cara Membersihkan Telinga Kucing dengan Aman dan Tepat September 4, 2025 drh. Dhia Nadhifa Telinga kucing yang bersih merupakan bagian...